Kamis, 20 Oktober 2011

Kasus Garuda Indonesia dan Wikileaks: Bukti Pentingnya Audit Sistem Informasi

Umar Alhabsyi, ST., MT., CISA., CRISC., dari PT. Ivalue IT Consulting, Bandung
Informasi kini menjadi hal yang sangat berharga bagi organisasi modern. Organisasi harus bersedia berinvestasi pada penyediaan sistem informasi. Tanpa sistem informasi, organisasi akan kewalahan menangani informasi dalam jumlah besar, kalah dalam persaingan bisnis, dan akhirnya mati. Karena investasi sistem informasi tidaklah murah, organisasi harus memastikan bahwa implementasi sistem informasi selaras dan mendukung tujuan organisasi.


Demikian disampaikan Hendrik, ST., M.Eng., staf pengajar Magister Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (MI FTI UII), di sela-sela Kuliah Umum Audit Sistem Informasi yang diselenggarakan MI pada Sabtu (12/02/2011) di Auditorium FTI UII. Pada kuliah umum yang dibuka resmi oleh Dekan FTI UII Ir. Gumbolo HS., M.Sc., tersebut hadir sebagai dosen tamu adalah Umar Alhabsyi, ST., MT., CISA., CRISC., dari PT. Ivalue IT Consulting, Bandung.
Hendrik menambahkan, ketergantungan organisasi modern pada informasi mengharuskan organisasi memberi perhatian lebih pada kehandalan dan ketersediaan sistem informasi (SI) dan teknologi pendukungnya. Sistem informasi kini digunakan untuk menjalankan berbagai proses bisnis organisasi. Gangguan atau kegagalan sistem informasi akan melumpuhkan aktivitas organisasi, yang dapat berimbas pada pihak lain yang bekerjasama dengan organisasi tersebut.
Melengkapi pernyataan tersebut, Teduh Dirgahayu, Ph.D., staf pengajar MI UII yang memoderatori kuliah umum, membeberkan beberapa contoh kasus implementasi SI yang bermasalah. “Akhir November 2010, Garuda Indonesia sempat gagal melakukan migrasi dari sistem lama ke IOCS (Integrated Operation Control System) guna memantau operasional pesawat, awak kabin, dan lalulintas penerbangannya. Ini mengakibatkan kekacauan jadwal penerbangan Garuda selama 3 hari dan ribuan penumpang terlantar di bandara dalam dan luar negeri. Garuda disinyalir menderita kerugian sebesar Rp 250 juta dan kehilangan peluang keuntungan hingga Rp 2 triliun,” papar Teduh yang saat ini juga menjabat sebagai Kepala Badan Sistem Informasi UII.
Contoh lain juga dipaparkan oleh Umar Alhabsyi dalam kuliahnya. Umar menyebutkan skandal Wikileaks yang membocorkan informasi rahasia, khususnya dokumen-dokumen sangat penting pemerintahan AS. Skandal itu menjadikan AS dan negara-negara lain yang terlibat, kebakaran jenggot. Informasi yang dihimpun Wikileaks berasal dari sumber-sumber internal di berbagai institusi pemerintahan AS. Lepas dari benar tidaknya isi dokumen tersebut, hal itu menunjukkan bahwa selain penguatan teknologi untuk membentengi kerahasiaan informasi, pengawasan terhadap manusia pelaku sistem informasi juga harus mendapat perhatian serius.
“Permasalahan SI seperti itu semestinya sudah diantisipasi. Jika hal tersebut tak dapat dicegah, organisasi harus mempunyai rencana untuk meminimalkan dan memulihkan dampak yang ditimbulkan. Di sinilah peran penting audit sistem informasi. Audit memastikan kehandalan dan ketersediaan sistem informasi dalam membantu pencapaian tujuan organisasi secara efektif dengan memanfaatkan sumberdaya organisasi secara efisen”, papar Umar. (Mishbahul Munir/Jerri Irgo)
Sumber : http://fit.uii.ac.id/berita-magister-informatika/kasus-garuda-indonesia-dan-wikileaks-bukti-pentingnya-audit-sistem-informasi.html

1 komentar:

  1. Setuju.. di jaman sekarang peranan data sangat krusial. Jangan sampai terbongkar ke pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

    BalasHapus